Pemuas

“Pemuas” bukan merupakan salah satu istilah medis kejiwaan atau mengundang penegertian negatif. Melainkan hanya merupakan istilah awam. Satu hal yang pasti, “pemuas” tidak sama dengan orang yang suka berbasa-basi. Semua tindakan dilakukan dengan ketulusan walaupun hal itu membuat dirinya lelah, sedih, sakit hati dan kecewa.
Selalu menyenangkan orang lain adalah suatu perbuatan yang terpuji sekaligus melelahkan. Saya merasakan kecanduan ingin membuat orang merasa nyaman di dekat saya, akibatnya ada beberapa teman mengeluh “laki-laki kok bawel”, atau “ Bosan achh.. kamu banyak tanya” karena saya sering dan selalu banyak tanya kepada mereka-mereka “Apakah kamu baik hari ini?, “ kamu gak apa apa kan? , “sedang memikirkan sesuatu ya?”.

Akibatnya apa cuba? Saya sering diandaikan sebagai “ember” yang sering digunakan orang untuk memuntahkan sejuta unek-unek tanpa batas. Terkadang, saya merasa tidak pernah mendapatkan waktu dan tempat untuk sekedar memanjakan diri sendiri.
Selain itu rasa sensitive jadi berlebihan, selalu ingin orang lain seneng, tidak ingin menyulitkan apa lagi bikin orang lain kecewa, gampangnya cenderung keliatan manis ( kalau cowo apa ya? He.he.he), terbuka dan menyenangkan bagi semua orang yang ada didekatnya.
Kadang kala, saya merasa terbebani, keadaan seperti ini seakan akan selalu membuat dan memaksa saya untuk bersikap manis,baik dan pengertian terhadap semua orang, Trus kapan mereka dapan menyelami perasaan saya yg sedang amburadul misalnya?.
Tapi.. saya semakin yakin dan mengerti sih bahwa bersikap baik dan manis kepada semua orang bukan mengharapkan timbal balik, melainkan karena sikap tersebut menciptakan hubungan yang 99 % sempurna dengan lingkungan kita berinteraksi.
Ibaratnya kaya MLM (Multilevel Marketing), cinta yang dimulai dari satu orang, auranya akan menyebar ke orang lain, kemudian meluas juga kelingkungannya.